
Bagaimana Bule Sukses Lulus Ujian SIM di Indonesia? SIM C dan SIM A!
Share
Persiapan dokumen dan pengalaman pertama di Polresta.
Guys, aku punya cerita seru nih, bisa dibilang dari genre fiksi ilmiah! Tentang pengalamanku waktu ujian buat dapat SIM di Indonesia. Dalam hidup, aku udah ngalamin banyak hal, tapi ini... beneran kayak plot film yang keren banget, hahaha!
Jadi begini, kejadiannya di Jawa, di salah satu kota di sana. Aku mutusin buat bikin SIM C (motor) Indonesia. Persiapin semua dokumen yang dibutuhkan, terus pagi-pagi aku langsung ke Polresta. Sampai di meja registrasi, polisi di sana kelihatan agak kaget—kayaknya jarang banget ada bule yang datang ke situ. Tapi suasananya ramah banget. Dia periksa semua dokumenku sambil nanya, "Eh, kamu udah bisa bawa motor, kan? Ada SIM dari negara lain?"
Nah, kebetulan aku punya SIM motor Thailand yang masih aktif. Dan dapetin SIM itu di Thailand, aku beneran usaha sendiri—ikut sekolah mengemudi, belajar teori dan praktek, semuanya resmi. Apalagi aku emang bisa bawa hampir semua jenis motor, dari skuter biasa sampai manual. Jadi aku jawab dengan percaya diri.
Polisinya ngecek dokumenku lagi, terus tanya, "Mau bikin SIM mobil juga?" Lah, aku kaget. Ternyata bisa kayak gitu, ya? Aku bilang, "Mau dong!" Meski SIM internasional buat mobilku (yang aku bikin waktu masih di Rusia) kebetulan nggak aku bawa, dia santai aja, "Nggak apa-apa, nanti aja kamu bawain. Sekarang kita proses SIM motormu dulu." Wah, keren nih, gampang banget urusannya! Aku langsung mikir, enak juga ya bikin SIM di Indonesia.
Dokumen Lengkap, tapi Tetap Harus Tes!
Hari yang ditunggu pun tiba. Pagi-pagi aku udah di sana, siap buat ngambil SIM. Tapi begitu sampai, polisi di meja registrasi bilang, "Silakan ke ruangan sana." Aku ngikutin arahannya, dan langsung syok. Ternyata itu ruang ujian teori dan praktek buat SIM! Lho, bukannya dokumenku udah lengkap? Aku pikir bakal langsung dapet SIM karena mereka udah lihat SIM Thailand dan internasionalku. Eh, malah disuruh ikut ujian lengkap! Ya ampun, kenapa dokumenku dicek kalau akhirnya tetep harus tes?
Aku beneran nggak siap. Kalau tahu begini, pasti aku bakal belajar dulu aturan lalu lintas di Indonesia, atau setidaknya nonton video tutorial. Tapi ya sudahlah, nggak ada pilihan lain. Aku cuma bisa pasrah sambil ketawa sendiri, "Ya udah, mari kita coba, hahaha."
Antre? Apa Itu?
Masuklah aku ke ruang pertama. Ada dua komputer dan puluhan orang yang lagi nunggu giliran—mungkin sekitar 50 orang, dan aku satu-satunya bule di situ, hahaha. Polisi yang ngejagain langsung ngeh aku bule, dan dia bilang, "Ayo, langsung ke sini aja!" Wah, serius? Nggak usah antre? Dia bilang santai, "Iya, langsung aja sini!"
Guys, kalau ada yang waktu itu satu ruangan sama aku dan mungkin nonton video ini sekarang—maaf ya! Aku beneran nggak bermaksud motong antrean! Polisi yang nyuruh kok, hahaha. Kita isi semua data pribadiku bareng polisi itu ke komputer. Yang seru, kami lama banget nyari profesiku di database mereka, sampai ketawa-ketawa sendiri, hahaha. Selesai itu, aku lanjut ke ruangan lain buat foto dan scan sidik jari. Standard lah, itu biasa.
Teori: Yang Penting Percaya Diri!
Nah, tibalah aku di ruang ujian teori. Komputer-komputer udah berjajar rapi, dan ada polisi yang ngawas. Begitu lihat aku, dia langsung kaget, "Lho, bule? Seriusan?!" Aku cuma senyum sambil nunggu instruksi. Dia nanya, "Mau tes yang mana dulu, motor atau mobil?" Aku jawab, "Motor!" Dia langsung bilang, "Oh, tapi tesnya pakai bahasa Indonesia, ya. Kamu ngerti, nggak?"
Aku ketawa, "Ngerti sih nggak banget, tapi ya mau gimana lagi? Coba aja deh." Sebenernya aku rada khawatir karena istilah-istilah di tes itu formal banget. Tapi untungnya, pengalaman di Thailand dan Rusia waktu ujian SIM bener-bener ngebantu. Aku udah familiar sama logika soal-soal kayak gini. Meskipun kadang nggak ngerti detail pertanyaannya, aku masih bisa tebak jawabannya dari gambar atau logika.
Hasilnya? 80 poin! LULUS! Polisi sampai kagum dan bilang, "Wah, hebat kamu!" Aku langsung lega banget. Tes berikutnya? Mobil! Kali ini aku santai banget, karena pede abis. Dan lagi-lagi, aku dapet 80 poin. Teori selesai!
Putar Balik 180 Derajat: Ujian Motor.
Lanjut ke ujian praktek. Itu di lapangan, dan di situ ada polisi-polisi lain dan sekitar 10 orang peserta. Mereka semua kaget liat aku. Bule!!!. Aku juga ngobrol sama peserta lain, dan mereka bilang kalau ujian praktek mobil itu susah banget. Sementara itu, aku cuma mikir, "Ah, aku nggak punya target lulus kok. Nikmatin aja prosesnya. Kalau gagal, ya anggap aja pengalaman."
Tes pertama: motor. Polisinya ngasih contoh dulu. Wah, gaya nyetirnya keren banget—kayak pembalap profesional! Aku sampai mikir, "Ini orang harusnya jadi pembalap kayak Valentino Rossi, hahaha." Setelah liat demo, aku mulai paham triknya. Tantangan terbesarnya adalah muter balik 180 derajat di area sempit tanpa kaki nyentuh tanah. Peserta sebelumku, cewek, gagal terus. Tapi aku? Lancar! Walaupun motor yang dipakai kondisinya udah nggak prima—gas dan rem agak ngaco—aku tetep bisa atasin. LULUS!
GranMax dan Aku: Bersahabat dengan Minibus.
Sekarang bagian seru: mobil. Tesnya pakai GranMax, mirip minibus kecil. Aku nggak pernah nyetir yang kayak gini sebelumnya, apalagi yang setir kanan - tidak biasa untuk aku. Plus, ini manual! Tugasnya? Parkir paralel, parkir di garasi, zig-zag maju, dan zig-zag mundur. Gilak!
Pertama, parkir paralel dan parkir di garasi. Polisi nunjukin caranya dulu, dan dia bener-bener jago.
(Dia melakukan segalanya dengan hati-hati dan cepat! Super great! Aku sebenarnya memperhatikan … seluruh geometri tindakannya dan mengingat semuanya yang dia lakukan. Dan habis nunjukin - dia nanya - siapa yang pertama?)
Peserta lain nyuruh aku duluan. "Kamu aja deh, aku masih nervous," katanya. Aku setuju, "Oke, nggak masalah."
Masuklah aku ke mobil. Jadi aku cek dulu pedal-pedalnya—gas, rem, kopling, Aku ngecek gearbox, sama kaca spion. Aku nyalain mobilnya. Kondisi mobilnya? Ya begitulah, udah agak usang.
Yang penting aku punya pengalaman paling banyak mengendarai mobil setir kiri! di Rusia, lalu lintas itu di sebelah kanan. Di indonesia sebaliknya! Dan pada mobil ini, mobil ini setir kanan dan girboksnya ada di sebelah kiri. Apalagi girboksnya letak di bagian atas, di samping setir. Transmisi manual. Dan inilah fakta penting lainnya - aku cukup baik menguasai transmisi manual. Cukup banyak pengalaman. Selain itu, saya berasal dari utara Rusia, ada es di jalan kami 6 bulan dalam setahun!Gitu. Kondisi berkendara berkali-kali lipat lebih sulit dan berbahaya.
Jadi aku cuma perlu terbiasa dg mobil itu. Skil nyetir dan pengalaman udah ada!
Tugas pertama: parkir di garasi. Biasanya aku nggak terlalu percaya sama kaca spion atau sensor parkir. Eh, di GranMax ini, sensor parkir malah nggak ada sama sekali! Biasanya aku suka nengok langsung ke belakang sambil cek spion, tapi di mobil ini belakangnya nggak ada kaca—cuma apa itu … besi doang, hahaha. Kejutan banget!
Ya udah, nggak ada pilihan lain. Aku mulai jalan pelan-pelan. Dalam hati aku mikir, ‘Ayo dong, jangan ngerepotin.’ Mulai gerak, dan… mobilnya nurut! Sedikit demi sedikit, akhirnya berhasil parkir di garasi. Setelah itu, aku dan mobil jadi kayak satu tim.
Tos, Tepuk Tangan, dan SIM di Tangan.
Tantangan paling sulit? Mungkin zig-zag mundur. Pas giliran bagian ini, aku ngerasa semua peserta lain yang lagi di lapangan mulai dukung aku. Bahkan aku rasa polisi-polisi yang jagain juga ikutan semangat buat aku. Mereka kayaknya udah ngerti level usahaku. Tapi, jangan salah, nggak ada yang dipermudah. Semua bener-bener sesuai aturan.
Dan akhirnya... berhasil! Beneran kayak keajaiban. Tes ini luar biasa sulit. Aku bahkan mikir, mungkin ujian buat jadi pilot pesawat lebih gampang daripada ujian ini, hahaha. Peserta lain—orang Indonesia—seneng banget, kayak mereka yang lulus tes, bukan aku. Polisi juga datang ngasih selamat, jabat tangan dengan penuh respek. Mereka profesional banget, dan keren abis.
Dan ini dia, SIM-ku! Guys, pesanku cuma satu: aturan lalu lintas itu penting banget untuk dipelajari, karena bakal sangat ngebantu di kehidupan sehari-hari. Dan kalau kalian mau bikin SIM di Indonesia—coba aja. Ini negara penuh keajaiban!