
Pengalaman Bule Pertama Kali Naik Pesawat Bersama Orang Indonesia
Share
Awal Perjalanan - Keputusan yang Nekat.
Teman-teman, cerita ini terjadi sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih jadi *digital nomad*, kerja online sambil keliling dunia. Soal Indonesia, waktu itu aku hampir nggak tahu apa-apa, belum pernah ke sana, cuma dengar cerita aja. Kebetulan, ada teman-teman yang lagi di Bali, dan mereka lagi senang-senangnya sama Indonesia. Setiap hari mereka cerita soal Bali, sampai akhirnya aku penasaran dan memutuskan buat ke sana.
Waktu itu, aku lagi di Thailand. Jadi aku beli tiket pesawat ke Indonesia. Rencananya harus melewati dua penerbangan. Pertama, penerbangan dalam negeri dari Thailand utara ke Bangkok, soalnya nggak ada penerbangan langsung. Setelah itu, baru lanjut dari Bangkok ke Bali. Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Aku coba hubungi teman-teman yang ada di Bali, tapi nggak ada yang bisa dihubungi. Ternyata ada masalah besar, yang bakal aku ceritain nanti. Aku jadi bingung harus gimana, soalnya rencananya mereka bakal jemput aku, bantu cari tempat tinggal, dan ngenalin kehidupan di pulau itu. Tapi, malah dapet kejutan nggak enak. Biasanya aku selalu siap sebelum perjalanan, tapi kali ini bener-bener nggak tahu apa yang akan terjadi. Rasanya kayak mau terbang ke tempat yang sama sekali asing.
Takdir dalam Penerbangan - Pertemuan yang Tak Terduga.
Nah, jadi aku duduk di pesawat, penerbangan pertama dari Thailand utara menuju Bangkok. Bawaannya gelisah, nggak tahu bakal gimana nanti. Di Indonesia belum pernah, bahasa nggak ngerti, bahkan hotel pun belum pesan. Pikirku, nanti sampai Bangkok saja aku pesan hotel dari bandara, lalu lanjut ke Indonesia dan di sana pelan-pelan cari tahu.
Ini penerbangan domestik di Thailand, mayoritas penumpangnya orang Thailand yang mau kerja di Bangkok. Di sampingku ada dua orang dan di depanku juga dua, mereka ngobrol, ketawa-ketawa. Bahasanya aneh, tapi banyak kata-kata Inggrisnya. Waktu itu aku belum tahu bahasa Indonesia atau bahasa Thailand, bahkan nggak bisa bedain mereka. Tapi, aku tahu kalau orang Thailand kadang memang pakai kata-kata Inggris kalau nggak ada padanan bahasa Thailandnya, meski dengan aksen yang kental.
Akhirnya aku sadar, sepertinya mereka bukan orang Thailand. Aku coba tanya dalam bahasa Inggris, dan ternyata mereka lancar bicara bahasa Inggris. Kita pun mulai ngobrol. Ternyata mereka ini orang Indonesia, baru pulang dari festival bunga di Thailand utara. Mereka pulang ke Indonesia lewat Bangkok, tapi bukan ke Bali, melainkan ke Jawa. Bayangin, pesawat penuh dengan orang Thailand, dan aku malah ketemu orang Indonesia. Di saat pula aku lagi galau soal perjalanan ini. Rasanya kayak keajaiban!
Aku jelasin situasiku ke mereka, dan mereka ketawa. Mereka bilang, "Santai aja, nanti kita ajarin semuanya." Sepanjang penerbangan ke Bangkok, mereka cerita banyak tentang Indonesia. Bahkan, kita sempat ngopi bareng di bandara Bangkok, soalnya mereka ke Jakarta dan aku ke Denpasar. Mereka kasih banyak tips soal gimana cara berurusan dengan sopir taksi, hotel mana yang bagus, sampai penjelasan tentang *kost-kostan*. Mereka juga kasih kontak orang-orang lokal yang mereka kenal. Di pesawat berikutnya, aku jadi lebih percaya diri, udah punya banyak info!
Pelajaran Berharga - Petualangan yang Mengubah Pandangan.
Teman-teman, ada pepatah Tiongkok yang bilang, “Berikan ikan pada seseorang, dia akan makan untuk satu hari; ajarkan dia memancing, dia akan makan seumur hidup.”
Pepatah ini punya makna bahwa daripada cuma kasih bantuan sementara, lebih baik ajarkan keterampilan atau pengetahuan yang bikin orang bisa mandiri dalam jangka panjang.
Teman-teman orang Indonesia ini ngajarin aku banyak hal yang berguna buatku selama di Indonesia. Perjalanan pertamaku berjalan lancar, dan seru banget. Tapi, jujur aja, dari perjalanan pertama itu aku belum langsung jatuh cinta sama Indonesia. Setelah itu, selama beberapa tahun aku tetap datang sebagai turis aja.
Oh iya, soal teman-temanku yang harusnya bantu aku—waktu itu ternyata mereka punya masalah keluarga serius yang bikin mereka harus pulang, sampai lupa sama aku. Ternyata, kalau dipikir-pikir, hal itu malah baik. Hidup memang seringkali lebih menarik dari film action, ya!
Sampai jumpa di Rumsov Web!